Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan Menghadiri Jubileum ke 90 HKI menyarankan Gereja harus mampu melihat bibit-bibit Intelektual

Menteri Koordinator Maritim Luhut Binsar Panjaitan bersama pimpinan HKI di lokasi Jubilium 90 Tahun HKI di Pematangsiantar

MetroSiantar.com - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan didampingi istrinya Devi Simatupang disambut dengan tor-tor Batak Toba dan tor-tor somba dari Simalungun saat tiba di area HKI Pusat Jalan Malathon Siregar, Kecamatan Siantar Marihat, Sabtu (8/7).

Kedatangan salah satu putra batak terbaik ini untuk rangka merayakan pesta Jubileum ke 90 tahun Huria Kristen Indonesia.

Sekretaris Jenderal HKI, Pdt Dr Batara Sihombing MTh, sekaligus Panitia Umum pesta Jubileum ke 90 HKI menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya atas kehadiran tamu undangan dari sejumlah daerah antara lain Bupati Tobasa Ir Darwin Siagian, Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor SE, Plt Sekda Kota Pematangsiantar Reinward Simanjuntak khususnya untuk Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan.

Kehadiran Menteri suatu mujizat karena tidaklah mudah meluangkan waktu karena pekerjaan yang banyak. Kami sampaikan banyak terimakasih kepada seluruh tamu undangan. Dan juga atas kedatangan Pak Luhut. Ini merupakan bagian iman dimana kami berdoa selalu sejak surat kami masuk ke kantor bapak enam bulan lalu. Dan kehadiran bapak adalah atas kuasa dan kebesaran Tuhan” katanya.

Usai kata sambutan, acara dilanjutkan dengan makan bersama, dan ibadah sekaligus penyampaian sejarah perjalanan HKI atau HCh B dari tahun 1927 hingga 2017.

Menurut Sekjen HKI, keputusan para pendiri HKI untuk mandiri sebagai gereja yang merdeka bukanlah mudah. Saat itu harus menghadapi pihak Belanda. Kala itu berada di Siantar Hotel, utusan Belanda mempertanyakan apa alasan Voorzitter F. Sutan Maloe Panggabean memisahkan berdiri sendiri.

Sutan Malu menjawab, kami memisahkan diri sesuai dengan firman Tuhan yang tertulis di Yakobus 1 ayat 22, tetap menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja. Sebab jika tidak demikian kamu menghukum diri sendiri. HKI berdiri sejak awal karena ingin menjadi pelaku firman Tuhan. Bukan karena perbedaan theologia, atau perbedaan apa-apa. HKI tidak hanya dilayani tetapi harus sama-sama melayani,” katanya.

Dia menjelaskan, ibadah pertama HKI diadakan dikediaman Sutan Maloe di Batu Empat Jalan Asahan Kota Pematangsiantar, yang dihadiri 3 utusan Belanda. HKI awalnya berdiri tanpa pendeta karena Sutan Maloe berlatar belakang seorang guru dan pengacara. Tanpa gedung gereja, tanpa harta. Berdiri diatas firman Allah.

“HCh B berdiri sebagai perjuangan untuk bebas dari dominasi kaum kulit putih. Perjuangan HCh B untuk bebas sejajar dengan perjuangan kemerdekaan Indonesia. HCh B berdiri 1 Mei 1927. HCh B berdiri berdekatan dengan hari sumpah pemuda. Itulah semangat nasionalisme pendiri kita masa itu,” terangnya.

Lewat perjalanan HKI hingga saat ini berusia 90, dari 1 gereja menjadi sekitar 824 yang meliput Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. HKI sudah mencapai 182 resort, di 12 daerah dan 236 pendeta serta 310 ribu jiwa anggota jemaat. Namun pelayanan tidak terbatas di empat pulau ini tetapi sudah ada pelayan diutus ke daerah Flores, Malaku dan Papua. Bahkan saat ini ada melayani dibelantara hutan Papua.

Walau HKI kecil tetapi pelayanan kita begitu luas disiapkan oleh Tuhan,” katanya.

Setelah menerima cendra mata, Luhut Binsar Panjaitan didampingi istirnya mengaku merasa bahagia bisa hadir ditengah-tengah jemaat. Ia berpesan agar pimpinan gereja HKI tetap menjaga kebersamaan dengan tidak melupakan perjuangan-perjuangan pendiri HKI.

Saya senang dan bangga di HKI karena Sutan Maloe bisa mendirikan HKI. Oleh karena saya sampaikan kepada Ephorus agar gereja ini menghindari pengelompokan-pengelompokan. Saya bukan seorang pendeta tetapi saya sangat menghormati pendeta. Dengan HKI yang kompak ini saya titipkan kepada ephorus untuk tetap menjagannya,” jelasnya.

Luhut tidak lupa mengingatkan, agar pucuk pimpinan HKI melaksanakan tugas gereja untuk mengingatkan jemaat bekerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dan pendidikan harus didorong.

Pemerintah punya Rp30 trilium hanya untuk pendidikan, dan itu akan terus meningkat. Sekarang tugas kita adalah mampu tidak kita melihat bibit-bibit intelektual di gereja. Dengan sekitar 310.000 jemaat itu, buatlah menjadi jemaat yang berdoa, saling membantu dan saling bekerja keras. HKI buatlah sebagai model yang bagus bagi gereja-gereja lain,” terangnya.

Menurut pria berusia 69 tahun, kelahiran Simargala, Huta Namora, Silaen, Toba Samosir, 28 September 1947 tersebut, HKI punya tugas untuk menuntaskan kemiskinan. HKI janganlah meniru cara-cara gereja masa kini dengan penekanan-penekanan kerohanian yang menurun.

Tidak lupa, Luhut B Panjaitan menjelaskan sejumlah program pemerintah yang terus-menerus dikerjakan menuju masyarakat Indonesia yang sejahtera.

Oleh karena itu saya minta supaya kita kompak,” katanya

metrosiantar.com
www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net

0 komentar:

Post a Comment