sumber : World Watch Monitor
Peristiwa itu sendiri dapat dimaknai sebagai tanda kehancuran ISIS, di kota-kota itu seperti yang dilansir dari crossmap com, hari Rabu (2/11). “Saya sangat senang saya bisa melakukan ini. Saya tersenyum dan menangis di saat yang bersamaan. Ini adalah air mata kebahagiaan. Ini adalah perjalanan doa saya selama dua tahun terakhir.” kata Pastur Thabet, yang tinggal dengan jemaatnya di kompleks pengungsi di Erbil.
Thabet menambahkan bahwa dirinya mempunyai misi untuk membawa semua orang Kristen kembali ke desa tersebut. “Semua orang akan melihat ini adalah gereja. Ini adalah tubuh Kristus; tanah ini adalah tanah Kristen. Itu adalah mimpi saya untuk memberikan kesaksian kepada dunia,” kata dia.
Saat ini dirinya tengah berada di Karamles, dimana ia melihat gerejanya sudah rusak berat akibat ulah ISIS namun masih tetap berdiri. Palang yang melintang di pintu gereja diambil dan ia buang ke tanah. Bagian dalam gereja itu berantakan tapi tidak bisa diperbaiki. “Yang penting adalah kita bisa berdoa lagi di sini,”tambahnya
Saat ini, kondisi kota itu sendiri diperkirakan mengalami rusak parah hingga 30 persen. Diperkirakan akan butuh waktu bila warga desa dekat Mosul bila ingin kembali ke rumah mereka. Namun, kebanyakan dari mereka menunggu di Mosul benar-benar bersih dari ISIS sebelum mereka kembali ke desa mereka.
Setelah sejak 2014 lalu, puluhan ribu keluarga Kristen harus meninggalkan tanah kelahiran mereka di Niniwe karena serangan gerombolan teroris ISIS, kini para penduduk di pemukiman Kristen yang mengelilingi Mosul seperti Karamles dan Qaraqosh sudah bebas dan dapat kembali lagi ke tempat asal mereka.
Kembalinya mereka ditandai dengan sebuah peristiwa mengharukan. Disebuah gereja, para tentara berdoa dan pendeta bernyanyi tatkala ribuan orang Kristen di Irak menunggu saat salib, simbol kemenangan orang Kristen atas kejahatan dibawa kembali oleh tentara Irak ke Niniwe. Seperti diketahui, ISIS menganggap simbol-simbol keyakinan diluar yang mereka percayai adalah illegal.
Kembalinya mereka ditandai dengan sebuah peristiwa mengharukan. Disebuah gereja, para tentara berdoa dan pendeta bernyanyi tatkala ribuan orang Kristen di Irak menunggu saat salib, simbol kemenangan orang Kristen atas kejahatan dibawa kembali oleh tentara Irak ke Niniwe. Seperti diketahui, ISIS menganggap simbol-simbol keyakinan diluar yang mereka percayai adalah illegal.
Peristiwa itu sendiri dapat dimaknai sebagai tanda kehancuran ISIS, di kota-kota itu seperti yang dilansir dari crossmap com, hari Rabu (2/11). “Saya sangat senang saya bisa melakukan ini. Saya tersenyum dan menangis di saat yang bersamaan. Ini adalah air mata kebahagiaan. Ini adalah perjalanan doa saya selama dua tahun terakhir.” kata Pastur Thabet, yang tinggal dengan jemaatnya di kompleks pengungsi di Erbil.
Thabet menambahkan bahwa dirinya mempunyai misi untuk membawa semua orang Kristen kembali ke desa tersebut. “Semua orang akan melihat ini adalah gereja. Ini adalah tubuh Kristus; tanah ini adalah tanah Kristen. Itu adalah mimpi saya untuk memberikan kesaksian kepada dunia,” kata dia.
Saat ini dirinya tengah berada di Karamles, dimana ia melihat gerejanya sudah rusak berat akibat ulah ISIS namun masih tetap berdiri. Palang yang melintang di pintu gereja diambil dan ia buang ke tanah. Bagian dalam gereja itu berantakan tapi tidak bisa diperbaiki. “Yang penting adalah kita bisa berdoa lagi di sini,”tambahnya
Saat ini, kondisi kota itu sendiri diperkirakan mengalami rusak parah hingga 30 persen. Diperkirakan akan butuh waktu bila warga desa dekat Mosul bila ingin kembali ke rumah mereka. Namun, kebanyakan dari mereka menunggu di Mosul benar-benar bersih dari ISIS sebelum mereka kembali ke desa mereka.
0 komentar:
Post a Comment