Korban Pelecehan Seksual Kecewa kepada Paus Fransiskus

Korban Pelecehan Seksual Kecewa kepada Paus Fransiskus

Sebanyak 15 korban pelecehan seksual oleh sejumlah pastor Gereja Katolik Roma kecewa berat setelah mereka gagal bertemu Paus Fransiskus di Vatikan karena alasan prosedural.

Para korban pelecehan seksual berasal dari komunitas Gereja Katolik Australia berkunjung ke Vatikan. Namun mereka ditolak karena datang dengan tidak terlebih dahulu memberitahukan melalui jalur yang tepat. Sehingga Vatikan tidak menyediakan waktu pertemuan dengan para korban.

Dengan rasa kecewa, para korban pelecehan seksual kembali ke Australia pada Minggu, 6 Maret 2016. Seperti dikutip dari Reuters, seorang korban bernama David Ridsdale menjelaskan, para korban telah mengirimkan permintaan mereka ke Prefektur Rumah Tangga Kepausan untuk berkunjung.

"Fakta sederhana bahwa itu adalah kekalahan Paus," kata Ridsdale mengenai tidak terjadinya pertemuan. "Dia (Paus) mengecewakan. Itu bukan kerugian kami."

Ridsdale dan korban lain juga melakukan perjalanan ke Roma untuk mengamati kesaksian Kardinal George Pell tentang kasus pelecehan yang ia sampaikan melalui Videolink. Kondisi jantung menjadi alasan kardinal tidak dapat bepergian ke Sydney. Mereka kecewa pada kesaksiannya yang kurang lengkap.

Sepeti dilansir dari laman Reuters, Pell, Bendahara Vatikan, memberikan kesaksian terkait dengan masalah pelecehan sistemik dalam tubuh gereja Katolik. Kesaksiannya di hadapan Australian Royal Commission, Lembaga Peradilan untuk kasus Pelecehan Seksual Anak, melibatkan ratusan anak di Australia pada 1960-1990, dianggap merongrong akuntabilitas dan nama baik pemimpin gereja.

Pell mengatakan kepada penyelidik bahwa gereja telah membuat kesalahan besar dengan menolak percaya jika anak-anak dilecehkan, menyeret para imam, dan hanya mengandalkan konseling untuk memecahkan masalah.

Juru bicara Vatikan, Federico Lombardi, merilis pernyataan mendukung pernyataan Pell. "Kardinal Pell harus memberikan kesaksian yang tepat bahwa ada gambaran obyektif dan jernih dari kesalahan yang dilakukan di banyak lingkungan gereja, kali ini di Australia, selama dekade terakhir," kata Lombardi.

tempo.co
www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net

0 komentar:

Post a Comment