Menderita Demi Keselamatan Orang Lain


sumber : jawaban.com



Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal.

Hampir 20 tahun, aku menderita penyakit kronis dan begitu lelah belajar dan terus belajar. Aku juga lelah dengan semua yang berkenaan dengan membangun karakter. Kemudian dokterku menganjurkan supaya aku pergi ke dokter terapis fisik.

Dokter terapis itu adalah ‘pria yang gagah’, namun sangat perhatian dan lucu, inilah jenis obat yang Anda butuhkan saat sedang sakit. Lalu dia mulai bertanya tentang pekerjaanku. Aku menjawab bahwa aku adalah seorang penulis dan Direktur dari Departemen Perempuan di gerejaku. Mendengar hal itu, dia semakin tertarik mengajukan pertanyaan seputar gereja, tulisan dan imanku.

Ternyata, dia adalah seorang Yahudi. Dia mengaku percaya Tuhan, tetapi tidak benar-benar pergi ke gereja. Dia tampaknya memang bermasalah dengan mempercayai Yesus sebagai Mesias. Lalu kami terus ngobrol seputar nubuatan dan perjalan hidup Yesus. Lalu beberapa sesi berikutnya berlalu tanpa menyinggung pembicaraan soal kehidupan rohani.

Namun di sesi terakhir dari terapiku, dia mulai bercerita tentang masa-masa mudanya. Dia mengaku seorang Yahudi yang baik. Lalu aku meresponi, “Yesus adalah seorang Yahudi yang baik juga.” “Ya. Tentu saja,” sahutnya. Lalu dia mulai mengajakku untuk mengobrol soal hal itu.

Saat itu, aku merasa Roh Kudus sedang merencanakan sesuatu. Dia terus bertanya dan aku menjawabnya dengan cara yang bijak. Dia bahkan harus membatalkan janji dengan pasien berikutnya agar kami bisa ngobrol lebih lama lagi. Satu jam berlalu, aku menjelaskan tentang esensi keselamatan yang diberikan Yesus melalui kematian dan kebangkitan-Nya.

Akhirnya, dia mengaku bahwa aku begitu sabar menerangkan tentang semua ini. Berbeda dengan teman Kristennya yang tidak dapat menahan emosi saat dia mengajukan beragam pertanyaan seputar Yesus. Dan pada akhirnya dia memutuskan akan pergi ke gereja. Bahkan dengan semangatnya, dia menyampaikan ucapannya itu kepada semua pasien di ruangan lainnya. “Aku akan pergi ke gereja!” teriaknya.

Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan dia saat itu. Tapi aku tahu pasti, perjumpaan ilahi itu nyata terjadi, disingkapkan dan signifikan. Aku juga tahu bahwa dia akan terus mencari, dia akan menemukan ‘kebenaran’ itu. Dan Allah akan terus bekerja atas dia, seperti yang Dia lakukan kepada setiap orang.

Momen inilah yang mengingatkanku bahwa kadang kala rasa sakit yang kita alami memiliki maksud lain. Ujian datang tidak hanya agar kita belajar. Surat Paulus kepada Timotius benar-benar memberikan pesan yang begitu jelas. Di masa itu, dia rela dipenjara dan menanggung penderitaan demi penderitaan untuk keselamatan orang-orang yang belum mengenal Yesus (baca 2 Timotius 2: 9-10). Penderitaan kita saat ini bisa saja diijinkan terjadi agar orang lain bisa mengenal Kristus melalui hidup kita. – Melinda Means/Cbn.com

Lewat penderitaan dan kesengsaraan Yesus jualah keselamatan itu dinyatakan kepada dunia

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net

0 komentar:

Post a Comment