Warga Muslim Jagakarsa Tolak Pembangunan Rumah Pastoran karena Takut Sama Kristenisasi

Takut Ada Kristenisasi, Warga Muslim Jagakarsa Tolak Pembangunan Rumah Pastoran


Ulama dan warga muslim Jagakarsa mendatangi kantor Kecamatan Jagakarsa, Kamis (28/07/2016). Mereka menolak pembangunan Rumah Pastoran di Jalan Sirsak, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Mereka juga mempertanyakan surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Tokoh Islam sekaligus ketua MUI Jagakarsa KH Drs Sulaiman Rohimin kepada Camat Jagakarta menegaskan keresahan umat Islam atas peletakan batu pertama yang melibatkan aparatur negara.

Apa-apan aparat ada di sini, dimana-mana kalo ada pembangunan panggil kuli bangunan, kok ada Kapolsek, Danramil. Kalo ini ada penipuan saya akan bela umat Islam. Kami siap berjihad,” tegasnya.

Sulaiman mengklaim larangan pembangunan di areal tanah tersebut dilakukan sejak Jokowi menjadi menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Kalau ada orang dateng minta izin yang sama pada tanah yang masih status quo tanya dulu dong, kita masih pada hidup,” ujarnya.

Sulaiman mendesak IMB dicabut. Ia menuding pembangunan Rumah Pastoran (tempat tinggal untuk para pastor) ini sebagai sarana kristenisasi, itakut kristenisasi melanda daerahnya. Sulaiman khawatir jika Rumah Pastoran itu menggelar kegiatan keagamaan dapat menyebabkan warga muslim menjadi murtad (masuk Kristen).

Kalau ada rumah Kiai dibangun pasti di sana ada pengajian dan sekian lama akan dibangun masjid. Begitu juga rumah Pastor. Bohong kalau gak ada kegiatan keagamaan dan gak menutup kemungkinan dibangun Gereja,” ujarnya.

Sementara menyikapi desakan umat Islam Jagakarsa, Camat Jagakarsa Abdul Khalik berjanji akan menghentikan pembangunan Rumah Pastoran tersebut.

Kalau izin yang menandatangani saya maka pada saat ini pula saya akan cabut, karena yang menandatangani PTSP saya minta waktu paling lambat hari Senin kita akan kasih kabar,” kata Abdul Khalik.

Menurut Abdul Halik, kerukunan umat lebih penting. Oleh karena itu, pihaknya akan berupaya untuk menghentikan pembangunan tersebut.

Kalau IMB tidak bisa dicabut, minimal pembangunan kita hentikan. Saya berjanji akan tutup tuh jalan akses ke lokasi agar mobil yang membawa bahan bangunan tidak bisa masuk,” ujarnya.

Dalam kesempatan pertemuan itu, masyarakat Jagakarsa juga menyampaikan pernyataan sikap secara keras:

Kami Dewan Masjid Indonesia (DMI), FPI, MKDN, Kuliah Subuh Minggu, Kuliah Subu Rabu, MUI Jagakarsa, RW Se-Jagakarsa, RT-Sejagakarsa, LMK Jagakarsa, NU, KUHAB
  1. Menolak Gereja, Rumah Pastor, apapun bentuk bangunan untuk tidak dibangun di Jalan Sirsak adalah Harga Mati.
  2. Menyatakan dari pihak FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) tidak ada lagi pembangunan apapun di wilayah tersebut selamanya yang sudah ber status quo menurut UU dan permohonan 500 warga Jagakarsa. 
  3. Meminta izin tersebut dicabut segera dan kami siap memantau 24 jam aktivitas apapun di Paroki kalau tidak dihentikan.
sumber : bersatulahdalamgerejakatolik.com
www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net

0 komentar:

Post a Comment