Warga di Amerika Serikat hari ini menyaksikan secara langsung gerhana matahari total. Penampakan gerhana langka itu sudah terlihat di sejumlah wilayah di AS.
Dilaporkan badan antariksa Amerika Serikat (NASA) dari live streaming, penampakan gerhana matahari total mulai terlihat pada Senin (21/8) pukul 11.00 waktu setempat.
Dalam siaran langsung, gerhana matahari total mulai terjadi di Oregon. Begitupun di Washington tepatnya di taman nasional Cascades. Gerhana matahari total tersebut dapat disaksikan di 14 negara bagian Amerika Serikat mulai dari Oregon hingga South Carolina.
Sementara sebagian wilayah lainnya juga dapat melihat gerhana matahari sebagian. Warga AS pun begitu antusias untuk melihat fenomena alam yang langka itu. Mereka berkumpul di sejumlah titik dan menggunakan kacamata dengan filter khusus untuk gerhana matahari. Durasi gerhana matahari terlama yang dapat disaksikan warga yakni 2 menit 40 detik di Illnois.
Sebagai persiapan untuk mengabadikan momen langka, NASA menampilkan pemandangan gerhana matahari dari berbagai alat. Mulai dari balon hingga satelit.
"Program ini akan menampilkan pemandangan dari pesawat penelitian NASA, balon di ketinggian, satelit, dan teleskop yang dimodifikasi secara khusus dan juga mencakup laporan langsung dari Charleston, juga dari Salem, Oregon; Idaho Falls, Idaho; Beatrice, Nebraska; Jefferson City, Missouri; Carbondale, Illinois; Hopkinsville, Kentucky, dan Clarksville, Tennessee," tulis NASA.
Diketahui gerhana matahari total melintasi sisi barat hingga timur AS pada 8 Juni 1918 atau hampir seabad lalu.
Pada tanggal 21 Agustus 2017, gerhana matahari total akan meninggalkan jejak perlintasan dari Barat Laut Amerika Serikat sampai ke pesisir Atlantik Tenggara. Fenomena astronomi unik di seluruh tata surya ini, digambarkan dalam sumber-sumber Yahudi kuno dan ditafsirkan oleh seorang rabbi sebagai peringatan Ilahi secara khusus kepada Amerika Serikat. Gerhana matahari akan terjadi pada hari terakhir bulan Ibrani Av, hari yang dikenal sebagai Yom Kippur Katan, “hari pertobatan kecil.”
Pagi hari sesudah gerhana matahari kita akan masuk dalam bulan Ibrani Elul, yang secara tradisional dikenal sebagai “bulan pertobatan” dimana orang-orang Yahudi akan mulai meniup shofar setiap pagi selama periode waktu 40 hari pertobatan sungguh-sungguh, dan mengucapkan doa-doa pertobatan subuh yang dikenal sebagai slichot (pengampunan), yang akan mencapai kulminasinya pada Yom Kippur (Hari Raya Penebusan). Ini semua berhubungan langsung dengan peristiwa 40 hari ketika Musa berada di puncak Gunung Sinai untuk memohonkan penebusan atau pendamaian bagi orang-orang Yahudi.
Dalam tradisi Yahudi, bulan Elul adalah waktu pertobatan dalam persiapan untuk Hari-hari Kudus Besar Rosh Hashanah (atau Yom Teruah, Tahun Baru Yahudi) dan Yom Kippur. Kata “Elul” mirip dengan akar kata kerja “mencari” atau “menyelidiki” dalam bahasa Aram. Talmud menuliskan bahwa kata Ibrani “Elul” dapat dipahami sebagai akronim untuk ungkapan “Ani L’dodi V’dodi Li” – “Aku milik kekasihku dan kekasihku milikku” (Kidung Agung 6:3). Elul dipandang sebagai waktu untuk menyelidiki hati seseorang dan mendekat kepada Elohim dalam persiapan untuk Hari Penghakiman yang akan datang, Rosh Hashanah (Yom Teruah), dan Hari Raya Penebusan, Yom Kippur, hari yang paling suram dalam kalender Yahudi, ketika tradisi menyatakan bahwa Elohim menyelesaikan keputusan penghakiman-Nya atas dunia dan menutup Kitab Kehidupan.
Pemilihan waktu terjadinya gerhana matahari ini tentu mengarah kepada sebuah panggilan untuk pertobatan.
Gerhana matahari yang akan datang ini sangat langka dan dilihat dari perspektif yang lebih besar, benda-benda angkasa membentuk gambaran yang jelas memiliki pesan Ilahi. Meskipun sudah 99 tahun sejak gerhana matahari terakhir melintasi panjang dan lebarnya Amerika Serikat, gerhana matahari berikutnya akan terjadi tepat tujuh tahun kemudian. Pada tanggal 8 April 2024, gerhana matahari total lainnya akan memotong Amerika Utara, namun jalur perlintasannya akan bergerak ke arah yang berlawanan, melintas dari Timur Laut menuju ke Barat Daya.
Jalur dua gerhana matahari ini akan membentuk simbol ‘X’ melintasi benua Amerika. Dalam suatu “kebetulan” yang aneh, satu-satunya lokasi di kedua jalur gerhana matahari ini, yang akan mengalami dua kali gerhana matahari total dengan durasi paling lama untuk kedua gerhana ini, adalah sebuah lokasi di selatan negara bagian Illinois yang dikenal dengan nama Little Egypt (Mesir Kecil).
Sama seperti tulah kegelapan yang pernah terjadi dimaksudkan sebagai peringatan kepada Mesir kuno, Rabbi Lazar Brody, seorang rabbi dan guru Hasidik kelahiran Amerika, memahami manifestasi modern ini sebagai sebuah pesan Ilahi.
“Dalam Kabbalah (mistisisme Yahudi), matahari mewakili bangsa-bangsa di dunia, dan bulan mewakili Israel,” kata Rabbi Brody menjelaskan. “Gerhana matahari ini hanya terjadi di atas Amerika Serikat. Ini adalah seruan dari surga, yang menyatakan, ‘Amerika, perbaiki kelakuanmu. Kembalilah kepada Elohim Yang Maha Kuasa dan campakkan semua legalisasimu dari apa yang disebut Torah sebagai kejijikan.”
Rabbi Brody menjelaskan pesan yang tersirat dalam gerhana matahari adalah bahwa terang Elohim belum padam, “Melalui perbuatan-perbuatan manusia, pengaruh Elohim terhadap dunia tersembunyikan dalam kondisi hester panim(menyembunyikan wajah Elohim).”
Rabbi Brody mengutip Talmud (Succah 29a) yang menyatakan bahwa jika sebuah gerhana muncul di Barat, ini adalah tanda bahwa penyembahan berhala telah menang.
“Penyembahan berhala tidak hanya sekedar bersujud kepada patung-patung berhala. Di AS, ada orang-orang yang menyembah kepada homoseksualitas dan perbuatan-perbuatan tidak wajar, salah satu alasan Talmud menyatakan terjadinya gerhana matahari.”
Arti penting dari peristiwa ini ditekankan oleh fakta bahwa sejauh yang dapat dilihat para ilmuwan, gerhana matahari sangat unik bagi planet Bumi. Ira Machefsky, astronom amatir berpengalaman 60 tahun, menjelaskan bahwa gerhana matahari adalah penggabungan dari kondisi-kondisi yang hampir tidak mungkin terjadi.
Planet bumi kita adalah satu-satunya tempat di mana Anda bisa melihat gerhana matahari total, dan itu karena matahari dan bulan kita tampak berukuran sama di langit. Matahari dan bulan tampak sama ukurannya di langit karena diameter matahari kira-kira 400 kali lebih besar – namun matahari juga berjarak sekitar 400 kali lebih jauh.
Pada saat tertentu dalam sejarah Bumi meskipun diameter matahari kira-kira 400 kali lebih besar daripada bulan matahari juga sekitar 400 kali lebih jauh. Jadi matahari dan bulan tampak hampir sama ukurannya terhadap posisi pengamat di Bumi. Dan itulah sebabnya kita di Bumi terkadang bisa menyaksikan pemandangan yang paling menakjubkan di langit, gerhana matahari total.
“Bulan 400 kali lebih kecil dari matahari tapi ukurannya sama di langit,” Machefsky menjelaskan. “Tapi bulan hampir secara presisi menghalangi total sinar matahari saat melintasi di antara matahari dan bumi. Ini karena jarak matahari kira-kira 400 kali lebih jauh dari bumi daripada bulan.”
Meskipun seorang ilmuwan, Machefsky melihat Tangan Tuhan dalam penempatan posisi unik matahari dan bulan ini.
“Tidak ada planet lain di tata surya yang memiliki gerhana matahari karena kemungkinan peristiwa ini terjadi secara presisi seperti di Bumi hampir mustahil,” kata Machefsky menjelaskan. “Para ilmuwan belum menemukan planet lain yang memiliki peristiwa gerhana matahari. Mereka menyebut bumi ini sebagai “kebetulan hebat”, tapi saya menyebutnya sebagai “bukti kausal dari keberadaan Tuhan.”
Fenomena astronomi seringkali dibahas dalam literatur Yahudi sebagai peristiwa-peristiwa yang mendahului Kedatangan Messias. Rabbi Pinchas Winston adalah salah satu dari serangkaian rabbi terkemuka yang telah berspekulasi mengenai implikasi spiritual dari peristiwa astronomi langka yang akan datang. Dia menjelaskan bahwa bangsa-bangsa di dunia diwakili oleh matahari dan Talmud mencatat bahwa gerhana matahari merupakan pertanda buruk bagi orang-orang bukan Yahudi.
Menambahkan hal tersebut, Rabbi Yosef Berger, rabbi makam Raja Daud di Gunung Zion, mengutip nubuat berusia 100 tahun yang memperingatkan bahwa gerhana matahari yang terjadi pada malam Elul memperingatkan bencana bagi “Raja-raja Timur”.
“Nubuatan menyatakan bahwa ketika gerhana matahari terjadi persis seperti yang akan terjadi minggu depan, pada permulaan bulan Elul, raja-raja Timur akan mengalami kekalahan besar,” kata Rabbi Yosef Berger, mengungkap dari tulisan kuno Yalkut Moshe (“Koleksi Musa”).
Ditulis oleh Rabbi Moshe ben Yisrael Benyamin di Safed pada tahun 1894, Yalkut Moshe mencatat bahwa ketika gerhana matahari terjadi pada awal bulan Elul, “ini adalah tanda yang sangat buruk.”
Gerhana matahari juga akan disertai fenomena lain, Rabbi Berger menyatakan, “Akan ada angin badai dan binatang-binatang akan mati.”
Menurut rabbi Berger, kekalahan “raja-raja Timur” mungkin mengacu kepada “pemimpin lalim Korea Utara, Kim Jong-Un, dan kerugian yang akan dia derita jika dia terus menantang Presiden [Donald] Trump.”
“Elohim meletakkan matahari, bulan, dan bintang-bintang di langit sebagai tanda bagi semua ciptaan untuk memahami kehendak-Nya,” kata Rabbi Berger. “Bangsa-bangsa harus mengerti bahwa mereka ada di bawah surga Elohim, dan mereka juga memiliki tanggung jawab yang diamanatkan secara Ilahi. Mereka harus menjalankan Tujuh Hukum Nuh, yang termasuk larangan membunuh. Jika mereka mengabaikan perintah ini, mereka akan menderita.”
news.detik.com
harituhan.wordpress.com