Judith Halim, Dari Satpam Hingga Meraih Award South East Asia Women Excellence 2012 di Singapura
Ide dan kreativitas datangnya dari TUHAN termasuk untuk menu restoran
Judith Halim, orang Pematang Siantar. Judith Halim dahulu adalah seorang petugas kebersihan, tidak bisa Bahasa Inggris dan hidup sangat miskin di Singapura setelah ia ikut suami pertamanya pindah dari Pematang Siantar. Ia ditinggal suami pertama setelah anaknya lahir dalam keadaan kelainan otak dan jantung. Tanpa pekerjaan, tanpa uang sama sekali. Ketika itu ia sangat depresi, putus asa, Judith Halim memutuskan bunuh diri.
Sebuah panggilan telepon mengubah hidupnya.
Dari ujung telepon, seorang agen asuransi menawarkan polis asuransi jiwa yang tentu saja ditolak oleh Judith yang berpikir untuk mati.
Buat apa punya asuransi? Namun entah bagaimana percakapan berakhir dengan ajakan ke gereja. Judith Halim yang asli Tionghoa ini belum pernah ke gereja namun ia mau ikut ajakan agen asuransi itu. Di gereja, Judith Halim alami perubahan terbesar dalam hidupnya. Ia mendengar pendeta mengatakan, "Saya tau ada yang ingin bunuh diri di sini. Please jangan lakukan itu karena Tuhan mengasihimu." Judith melihat seluruh orang yang hadir seperti berwarna merah (diselubungi Darah TUHAN Yesus). Judith kemudian didoakan oleh pendeta. Ia pulang dan tidur. Esoknya ia bangun dengan hati yang berbeda. TUHAN memberi gairah hidup, dunia terlihat begitu indah sehingga Judith batal bunuh diri dan mulai membangun hubungan dengan Tuhan.
Judith kemudian bekerja sebagai seorang petugas kebersihan, kemudian menjadi satpam tepatnya koordinator satpam karena bisa berbahasa Melayu. Anak buah Judith pria semua lho, sementara Judith cantik imut-imut dan mungil. Judith kemudian disuruh ikut kursus Bahasa Inggris oleh kantor. Kariernya kemudian menanjak hingga mencapai posisi CEO di sebuah retail namun justru TUHAN menyuruh Judith mundur, keluar dari pekerjaannya. Judith taat meski bingung. Tiap hari Judith bertanya apa rencana Tuhan. Ayat yang ia ulang-ulang perkatakan saban hari adalah ayat dari Amsal 3:5-6
"Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu."
Kesaksian Judith Halim yang sangat menarik adalah bagaimana ia yang tidak bisa masak tapi ia "mendengar" Tuhan ingin ia buka restoran. Ia kembali memilih menaati Tuhan untuk masuk dalam bidang yang ia tidak tahu sama sekali. Judith Halim tunduk pada kehendak Tuhan meski harus berjibaku di dapur. Mujizat itu nyata. Masakan yang ia produksi laris manis dan cuma butuh waktu 3 bulan untuk menjadi peraup penjualan tertinggi di sebuah food court di Singapura. Luar biasa ya penyertaan TUHAN itu.
Nah, ini bagian "aneh tapi nyata"...., ternyata Judith Halim mendapat petunjuk menu apa yang harus ia masak itu dari TUHAN sendiri yang dinyatakan dalam mimpi. Jadi jika Anda menikmati hidangan di restoran Judith Halim, bisa jadi itu adalah menu dari Tuhan. Kini melalui bisnis restorannya, Olive Vine di Singapura, Judith Halim menolong banyak orang miskin dan kelaparan sebagaimana dirinya dulu yang pernah sangat lapar karena irit makanan. Pelayanan untuk orang miskin menjangkau Myanmar, Malaysia, Jakarta, Kalimantan dan Manila. Bagi anda yang tinggal di Singapura silakan order delivery menu-menu Olive Vine. Kesuksesan Olive Vine membuat Judith Halim, mantan satpam ini dianugerahi award South East Asia Women Excellence 2012. Orang Indonesia lho ini yang dapat award bidang entrepreneurship. Keren kan.......!!!
Judith kini hidup bersama suami yang sembuh dari kanker dan anaknya yang disembuhkan Tuhan dari kelainan jantung dan otak. Kini Judith Halim menjadi Hamba TUHAN, penginjil yang kerap melayani di Indonesia. Dalam waktu dekat, Judith dan suaminya akan melayani pasien kanker dan keluarganya di MGK Kemayoran. Kita bersyukur Judith Halim juga mengerti aliyah yaitu kembalinya orang Yahudi ke Israel.
Kisah nyata Judith Halim ini kiranya membawa kita semakin sungguh-sungguh dalam iman kepada Tuhan Yesus. Hidup terpuruk, hilang harapan, tanpa masa depan, penyakit, kemiskinan. Itu semua bisa diubah oleh TUHAN Yesus. Ngga ada yang mustahil. Satu hal yang jelas, penundukan diri dan ketaatan Judith yang selalu melakukan kehendak TUHAN membuat rancangan indah dari TUHAN tergenapi di dalam hidupnya. Amin. Semangat. Imanuel buat kita semua.
Enter your comment...Puji TUHAN kesaksian yg menguatkan.
ReplyDelete🙏
ReplyDelete