Empat puluh enam orang Kristen dari Rusia melakukan kunjungan misi ke empat provinsi terpencil yang ada di Mongolia baru-baru ini. Adapun empat provinsi terpencil yang dimaksud adalah Ulaangom, Khovd, Uliastai, dan Govi-Altai.
Pendeta Pavel Barsokov merupakan sang pemimpin misi.
"Hati Tuhan Yesus Kristus adalah bagi orang-orang yang terhilang dan terluka," ujar Barsokov kepada CBN News. "Saya ingin memiliki hati yang sama."
Diakui Barsokov, ia telah membuat puluhan perjalanan ke Mongolia.
"Dari rumah saya di Krasnoyarsk, Rusia sampai Ulaangom, Mongolia sekitar 900 mil," kata Barsokov. "Butuh waktu hampir dua hari berkendara lewat jalan darat dan ini bukan perjalanan yang mudah."
Bersama orang-orang percaya asal Ukraina, Rusia, dan juga Mongolia, Barsokov harusmelalui padang rumput yang luas untuk sampai kepada tujuan mereka.
"Kami telah mengalami banyak tantangan, banyak kesulitan saat kami mencoba untuk membawa kasih Tuhan ke daerah terpencil di Mongolia," tambah Barsokov.
Sementara itu, Alena Barsokov, 17 tahun, salah seorang anak muda Kristen Rusia yang ikut serta di dalam misi kali ini mengatakan bahwa sejak dari usia belia, ia sudah menerima panggilan dari Tuhan. Kunjungannya ke Mongolia sekarang adalah untuk yang kali ketiga.
"Ketika saya berusia 9 tahun, saya membaca sebuah buku tentang seorang misionaris di negara asing dan sejak saat itu saya memiliki hasrat membara untuk berbagi kasih Tuhan dengan orang-orang yang belum pernah mendengarnya sebelumnya," ungkap Alena.
Mendampingi Alena dalam perjalanan adalah Natasha Gorodnuk. Ini adalah perjalanan pertamanya ke negara Asia. Dia sendiri memiliki kerinduan melayani sebagai misionaris ke Nepal.
"Setiap kali saya memikirkannya, hati saya hancur karena saya tahu panggilan hidup saya dan saya tahu apa yang harus saya lakukan," imbuh Natasha.
Selama beberapa minggu, Natasha, Alena dan puluhan orang muda Rusia lainnya bermitra dengan orang-orang Kristen Mongolia untuk mengadakan kamp penginjilan bagi kaum muda di daerah terpencil di negara ini.
"Kami mulai bekerja sama dengan saudara laki-laki dan perempuan Rusia beberapa tahun yang lalu untuk menjangkau kaum sebangsa saya dengan kasih Tuhan," kata Anhaa Zaya, seorang pastor Mongolia. "Apa yang kita lakukan dalam kemitraan sangat penting untuk mengubah hati dan pikiran."
Di sela-sela permainan dan menikmati kegiatan lain di luar ruangan, panitia penyelenggara seperti Natasha Greschenko tidak ragu-ragu untuk memperkenalkan Kekristenan kepadaorang-orang Mongolia.
"Anak-anak ini adalah masa depan Mongolia," seru Greschenko saat dia mengajar pelajaran Alkitab kepada anak-anak di dalam sebuah Ger, tempat tinggal tradisional Mongolia.
"Mereka adalah pendeta-pendeta di masa depan, pekerja-pekerja gereja di masa depan, dan pemimpin-pemimpin masa depan di negara ini," sambung Greschenko.
Tidak lama setelah komunisme jatuh, hanya ada sepuluh orang percaya Kristus di Mongolia. Hari ini, 26 tahun kemudian, terdapat sekitar 60.000 orang percaya Kristus yang tersebar di seluruh negara yang luas ini.
cbn.com/jawaban.com
0 komentar:
Post a Comment