Yohanes 10:27-28
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.
Di Israel, mencari rumput bukanlah hal yang mudah karena kondisi tanahnya yang berbatu, hal ini membuat para gembala harus lebih aktif. Judith Fain saat mengambil gelar Ph.D dari Universitas Durham melakukan penyelidikan tentang cara orang Israel menggembalakan dombanya. Dia menghabiskan waktu beberapa bulan di Israel.
Suatu hari Judith menjumpai tiga orang penggembala domba dengan kelompok domba-dombanya bertemu di sebuah jalan dekat kota Yerusalem. Tiga orang penggembala itu berbincang sejenak, saat mereka berbincang, domba-domba gembalaan mereka bercampur baur menjadi sebuah kelompok besar.
Judith begitu tertarik ingin tahu bagaimana tiga gembala itu memisahkan domba milik mereka satu sama lain, jadi dia menunggu sampai ketiga orang itu berpisah. Dia begitu tertegun saat melihat gembala-gembala itu memanggil domba-dombanya. Saat mendengarkan suara gembala-gembala itu, seperti sebuah keajaiban, para domba itu memisahkan diri dari kelompok besar itu dan mengikuti gembalanya masing-masing. Sepertinya selama ribuan tahun cara menggembalakan domba di Israel tidak berubah karena di dalam Alkitab tertulis demikian :
"Tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.
Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal." (Yohanes 10:2-5)
Domba bukanlah hewan yang bodoh seperti anggapan banyak orang, sebab domba adalah hewan yang penuh perhatian. Dia memiliki pendengaran yang tajam sehingga bisa membedakan siapa gembalanya.
Cara seorang gembala membuat domba itu bisa mengikutinya adalah ia memberi makan domba itu dari tangannya, ia membuat kedekatan dengan domba-dombanya, berbicara kepada mereka sehingga domba-domba itu mengenali suaranya dan menaruh kepercayaan kepadanya. Jadi ketika gembala itu berjalan di depan domba-dombanya, mereka mengikuti dia karena mereka percaya bahwa gembala mereka akan menuntun mereka untuk mendapatkan makanan dan minuman.
Itu sebabnya Daud menulis dalam Mazmur 23, mengibaratkan dirinya sebagai seorang domba dan Tuhan sebagai gembala. Sebagai seorang gembala di masa mudanya Daud sadar betul tentang sifat domba dan gembala, bagaimana domba bergantung penuh kepada gembalanya dan peka kepada suara gembalanya.
Hari ini, sudahkah kita memiliki sikap hati seperti seekor domba yang memiliki pendengaran yang peka akan suara Tuhan? Sudahkan kita percaya sepenuhnya kepada Tuhan bahwa Dia akan menjaga dan memelihara kita sepenuhnya? Mari persiapkan diri memasuki tahun yang baru dengan memiliki sikap hati seperti domba ini, dengan demikian kita menjadi seorang murid Kristus.
Sumber : Jawaban.com
0 komentar:
Post a Comment