sumber : christiantelegraph.com
Negara Tiongkok tampaknya masih saja melakukan tekanan untuk menindas kaum minoritas terlebih bagi umat Kristen di sana. Pasalnya mereka tidak segan-segan melakukan pembongkaran gereja atau penurunan salib secara paksa. Baru-baru ini diketahui seorang pemimpin terkemuka gereja Tiongkok ditangkap dan dianggap melawan otoritas Tiongkok.
Pria bernama Hu Shigen seorang aktifis dan pemimpin di sebuah gereja bawah tanah di Tiongkok kembali ditangkap untuk kedua kalinya dan dijatuhi hukuman penjara tujuh setengah tahun. Sebelumnya, Hu Shigen pernah ditangkap dan dipenjara selama 16 tahun dengan tuduhan kontra-revolusi setelah Shigen berbagi informasi tentang tindakan keras kepada pengunjuk rasa di Lapangan Tiananmen pada tahun 1989. Kemudian tuduhan tersebut sudah tidak berlaku dan di tahun 2008 Shigen dibebaskan, seperti dilansir oleh Christiantoday.com, Rabu (3/8).
Kali ini Hu Shigen kembali dituduh oleh pemerintah Tiongkok karena merusak keamanan nasional dan merugikan stabilitas sosial. Hu Shigen akhirnya dijatuhi hukuman penjara tujuh setengah tahun untuk subversi.
Hal ini merupakan bagian dari tindakan keras pemerintah untuk menekan gerakan gereja dengan menjatuhkan vonis kepada beberapa aktivis dalam beberapa pekan ini.
Selain itu sekitar 300 pengacara dan pengkritik pemerintah telah ditangkap sejak tahun lalu. Keluarga mereka yang ditangkap mengatakan mereka tidak memiliki akses untuk berhubungan dengan keluarga mereka. Pembela Hak Asasi Manusia Tiongkok (China Human Rights Defenders) yang berbasis di Washington menyatakan bahwa apa yang dilakukan pengadilan Tiongkok membuktikan bahwa negara tersebut tidak memiliki komitmen untuk menegakkan supremasi hukum.
Mari beri dukungan doa kepada umat Kristen di Tiongkok agar sekalipun berada dalam tekanan, iman mereka tetap kuat dan tetap bersemangat untuk memberitakan kabar baik kepada bangsa dengan penduduk terbesar di dunia tersebut.
sumber : christianheadlines.com
0 komentar:
Post a Comment