Tak sedikit diantara kita yang mungkin berhadapan dengan orang-orang yang putus asa dan memilih mengakhiri hidup atau mungkin kita sendiri sedang dalam masa-masa keputusaaan itu. Orang-orang yang putus asa biasanya cenderung memandang masalah dalam hidupnya jauh lebih besar dan berat dari kuasa Tuhan. Sehingga orang-orang ini berpikir pendek dan memilih jalan bunuh diri atau mengakhiri hidup sebagai solusi. Ini bukanlah masalah baru. Tetapi justru sudah muncul sejak bertahun-tahun silam, bahkan di zaman Alkitab sendiri.
Raja Saul – Karena kekalahan besar terhadap musuh dan ketakutan menghadapi penyiksaan, Raja Saul memilih untuk mengakhiri hidupnya. Ketika pengawalnya menolak membunuh Saul atas permintaannya,ia lalu mengakhiri hidup dengan menjatuhkan dirinya tepat di ujung pedangnya (1Samuel 31: 3-5).
Pengawal Saul – Setelah menyaksikan kematian Saul, pengawalnya lalu meliputi keputusasaan dan teror. Tanpa pikir panjang dia lalu mengakhiri hidupnya juga (1 Samuel 31: 5).
Samson – Untuk mencapai tujuannya membalas dendam, Samson rela mati bersama orang-orang Filistin dalam kuil yang dirobohkannya. Dia memilih menggunakan kekuatan terakhirnya untuk memusnahkan para musuhnya dan mengorbankan hidupnya sendiri (Hakim 16:25-30).
Abimelekh – Raja Israel ini adalah sosok raja yang sangat kejam. Kejahatannya tidak mengenal batas karena telah membunuh banyak orang dan bahkan tega merenggut nyawa puluhan saudaranya.Namun Tuhan mengijinkan seorang wanita menghentikan kekejaman itu. Dia memilih mati karena terluka atas harga dirinya sendiri dengan mengikatkan kepalanya ke batu kilangan (Hakim-hakim 9: 50-55).
Ahitofel –Sebagai seorang pendamping paling dekat dengan Daud, dan kakek dari Batsyeba, Ahitofel ambil bagian atas perlawanan Absalom terhadapnya. Kekalahan final yang menimpa pasukan Daud akhirnya membuatnya merasa takut, penuh penolakan, dan keputusasaan. Ia lalu memilih pulang, mengurung diri di rumahnya lalu mengantung diri (2 Samuel 17: 23).
Zimri – Sebagai raja Israel yang begitu jahat, suatu ketika Zimri ditaklukkan dan menghadapi kekalahan. Di tengah keterpurukan itu, Zimri memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.Dia merencanakan insiden kebakaran di istana sebagai jalan mengakhiri hidup (1Raja-Raja 16: 15-20).
Yudas – Dalam keputusasaan besar dan rasa bersalah setelah menghianati Yesus, Yudas akhirnya memilih untuk bunuh diri. Kisah ini menjadi kisah bunuh diri yang paling terkenaldalam Alkitab karena ia adalah salah satu murid Yesus yang nyatanya telah berhianatdan menyerahkan Yesus ke tangan para kaum farisi (Matius 27: 3-4).
Satu kebenaran yang disampaikan lewat masing-masing kisah tokoh Alkitab di atas adalah, bahwa mereka tidak seharusnya mengakhiri hidup dengan cara yang mereka lakukan. Mereka bisa memilih cara berbeda yang Allah ingatkan dalam firman-Nya bahwa Dia tidak pernah abai akan rasa sakit dan perjuangan yang kita laluidalam hidup. Dia sanggup mengubah penderitaan sekalipun menjadi kebaikan.
Permasalahan umum yang biasanya menyerang orang-orang yang cenderung bunuh diri adalah; rasa takut, putus asa, depresi, sakit penyakit, kegelapan, rasa bersalah, kekecewaaan, sakit hati, kehilangan, kesedihan, kesombongan, balas dendam dan dosa.
Namun penting untuk dicatat, Alkitab menyampaikan kepada kita bahwa tindakan bunuh diri, tidak peduli seberapa tragisnya, adalah dosa yang tidak terampuni. Hal ini sama dengan penghujatan terhadap Roh Kudus dan penolakan akan Yesus Kristus. “Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya,melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal.” (Markus 3: 29)
Sebagai orang percaya, mari menyadari tentang kebenaran ini. Saat kita sudah mengetahuinya,adalah baik jika kita bisa membantu orang-orang yang sedang berjuang dalam keputusasaan dan kecenderungan ingin bunuh diri dengan menyampaikan 7 kebenaran ini:
- Mengakui bahwa kita punya musuh yang begitu nyata dan memiliki misi untuk mencuri, membunuh dan menghancurkan orang percaya. Tetapi Kristus datang untuk memberikan hidup berkelimpahan dan sukacita (baca Yohanes 10: 10).
- Memilih untuk tidak diselubungi oleh rasa takut. Jangan takut untuk menjangkau dan membantu seseorang yang sedang berjuang, atau untuk menolong jika Anda menemukan diri Anda pernah menghadapi hal serupa. Pengalaman Anda sebelumnya mungkin bisa menjadi dukungan dan nasihat bagi orang lain yang membutuhkannya. Tuhan tidak akan pernah membiarkan Anda pergi. Dan Dia memberi Anda orang lain untuk membantu memikul masalah tersebut (Yesaya 41: 10).
- Ketahuilahbahwa Anda tidak pernah sendiri. Tuhan menawarkan harapan dan kemerdekaan. (Mazmur34: 18-19).
- Ketahuilah bahwa Tuhan mengasihi Anda dan akan selalu ada untuk Anda. Dia akan menopang kita melalui beban terbesar hidup kita (Mazmur 55: 22).
- Ketahuilah bahwaTuhan tidak mengutuk kita atau menuduh kita. Dia menawarkan kebebasan dan perdamaian(Roma 8: 1-2).
- Yakinlah bahwaTuhan lebih besar dari apapun yang kita hadapi di kehidupan ini dan menyediakankita pertolongan dan kekuatan-Nya (1 Yohanes 4: 4).
- Ingatlah bahwaDia punya rencana untuk kebaikan kita dan apapun yang kita hadapi saat ini, takpeduli seberapa kelamnya itu, tidak akan sama lagi. Sebab harapan masih ada(Yeremia 29: 11 & Yesaya 55: 11).
Jadi, jika Anda saat ini sedang membaca artikel ini dan sebelumnya menghadapi persoalan hidup yang berat menekan dan Anda sudah berkali-kali berpikir untuk bunuh diri. Ingatlah satu hal bahwa tindakan bunuh diri adalah dosa besar di hadapan Tuhan; sebuah dosa yang tak terampuni. Datanglah kepada Yesus dan terimalah kebebasan dan sukacita di dalam Dia.
Crosswalk.com/jawaban.com/ls
0 komentar:
Post a Comment