Negara Uni Emirat Arab (UEA) memutuskan untuk mengganti salah satu nama masjid besar di ibu kotanya, Abu Dhabi menjadi ‘Masjid Maria Bunda Yesus’. Pergantian nama ini diusulkan oleh sang putra mahkota dengan tujuan sebagai rasa hormat kepada warga Arab yang beragama Kristen sekaligus menjadi langkah untuk menumbuhkan toleransi beragama di negara itu.
“Masjid yang dibangun yang mulia Putra Mahkota itu nantinya akan menjadi simbolisasi harmonisnya kehidupan antarumat beragama di Emirat Arab,” ucap Menteri Negara Urusan Toleransi, Sheikha Lubna Al-Qasimi, seperti dilansir Suara.com, Kamis (15/6).
Beberapa pemimpin Kristen pun memuji langkah yang diambil oleh pemerintah UEA. Salah satu pemimpin Kristen bernama Pendeta Bishoy Fakhri, seorang pendeta di Gereja Katedral di Abu Dhabi, mengatakan bahwa tindakan itu adalah contoh langkah nyata toleransi, yang melampaui gagasan dan slogan dengan merealisasikannya dan mencapainya untuk menciptakan harmonisasi di tengah kehidupan sosial.
Pendeta Ibrahim Farouk, pendamping Sri Paus Tawadros DARI Gereja Koptik Ortodoks Mesir di Abu Dhabi menambahkan kalau langkah itu menjadi cara untuk memperkuat toleransi beragama, persaudaraan dan perdamaian di negara Muslim itu.
“Memakai nama ‘Bunda Maria’ di masjid ini adalah isyarat cinta dan perdamaian yang kami harap akan diikuti semua negara di seluruh dunia,” terangnya.
Pendeta Canon Andrew Thompson dari gereja St Andrew, sebuah paroki Anglikan di dekat masjid yang sebelumnya bernama ‘Masjid Shaikh Mohammad Bin Zayed’ ini, mengatakan bahwa orang-orang Kristen pasti akan merasa senang karena semua umat beragama bisa merayakan sesuatu yang dimiliki bersama’.
“Maria, ibu Yesus, tentu saja merupakan tokoh suci dan spesial di komunitas kami. Dia adalah wanita yang melambangkan ketaatan kepada Tuhan. Kami berharap dapat tumbuh dalam pemahaman yang lebih dalam bersama tetangga kami, dan kami merayakan bersama nama baru masjid itu,” ucap Pendeta Thompson.
Namun di balik kabar baik ini, Open Doors, lembaga Kristen yang bekerja untuk menolong orang-orang Kristen yang hidup di bawah penindasan dan penganiayaan di seluruh dunia telah mencatat bahwa UEA tetap menjadi salah satu negara penganiaya tertinggi umat Kristen. Orang-orang Kristen di UEA sangat dibatasi dalam hak kebebasan beragama, berpendapat dan berekspresi di sana. Bahkan mereka yang berpindah agama pun akan kehilangan haknya atas harta benda dan anak-anak mereka.
Mari terus berdoa supaya langkah putra Mahkota UEA mengganti nama masjid tersebut menjadi sinyal yang baik bagi umat Kristen di negara itu. Sehingga toleransi semakin menguat dan berdampak bagi kehidupan seluruh umat beragama.
sumber : jawaban.com
0 komentar:
Post a Comment