Bocah tiga tahun korban bom gereja Samarinda Trinity Hutahaean akhirnya siuman juga pada Selasa, 15 November 2016 kemarin. Trinity telah menunjukkan perkembangan kesembuhan yang semakin membaik. Hal serupa juga dialami dua balita lainnya (Alvaro Sinaga dan Anita Christabel) yang sebelumnya dinyatakan dalam kondisi kritis.
“Sejak pagi tadi Trinity sudah sadar, dia sudah bisa minta makan,” kata Direktur RSUD Abdul Wahab Syahranie, seperti dilansirTempo.co, Rabu (16/11).
Saat ditemui Ketua Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Arist Merdeka Sirait, tersirat cerita menarik di dalamnya. Kepada Arist, bocah malang tersebut menyampaikan dirinya bercita-cita ingin menjadi penjinak bom.
“Saat saya kunjungi, dia (Trinity) sempat bilang ingin membeli petasan, kemudian menjinakkannya serta menjadi penjinak bom. Jadi, memorinya sudah jalan untuk hal ini, Luar biasa, ketika seorang anak masih mengingat jelas, dan membuktikan bahwa ia anti akan bom,” ucap Arist.
Kendati kondisi Trinity sudah semakin membaik, Arist menilai penting untuk tetap memberikannya terapi psycososial untuk memastikan pemulihan total pasca-pengeboman.
Sementara keluarga Trinity juga meminta dukungan doa dari banyak pihak agar proses pemulihan bisa berjalan dengan cepat. “Mereka minta didoakan agar cepat sembuh. Selain itu berharap mereka saja yang menjadi korban terakhir pengeboman. Jangan ada lagi korban jatuh akibat hal sama,” lanjut Arist.
Sebagai informasi, Trinity dan dua korban bom lainnya masih terus mendapatkan pengawasan dari tim dokter, termasuk perawatan intensif di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) di RSUD AW Syahranie, Samarinda. Rumah sakit bahkan telah membentuk tim medis untuk menangani masalah yang dihadapi korban.
Mari semua umat Tuhan juga turut mendukung proses pemulihan tiga bocah ini. Doakan agar mereka mendapat kesembuhan yang sempurna dari Tuhan. Sementara seluruh keluarga diberi kekuatan dan ketabahan.
Sumber : Tribunnews.com/Tempo.co
0 komentar:
Post a Comment