Banyak pihak mengutuk tindakan pelaku terorisme yang melemparkan bom molotov di Gereja Oikumene, Samarinda pada Minggu (13/11/2016) lalu. Namun tidak demikian dengan keluarga dari Trinity Hutahaean, salah satu anak korban bom molotov tersebut. Mereka malah mengampuni pelaku teror tersebut.
Mendoakan pelaku teror
Mendoakan pelaku teror
"Kami tidak mengutuk, tetapi mengampuni yang jahat. Besar harapan saya, adik-adik saya kuat, terutama ibu dari Trinity, yang kini masih trauma dengan keadaan anaknya. Tetapi, dia tetap sabar dan tidak mendoakan yang macam-macam," demikian pernyataan Roina Simanjuntak, kakak dari ibu korban seperti yang dirilis Kompas.com.
Keluarga Trinity percaya bahwa Tuhanlah yang akan memberikan balasan kepada pelaku yang telah menyebabkan anak-anak yang tidak berdosa menjadi korban dan mengalami penderitaan. Namun mereka tetap berpegang kepada ajaran Tuhan Yesus untuk memaafkan pelaku dan tidak membalasnya dengan kejahatan.
Selain melepaskan pengampunan, Roina mengungkapkan bahwa dirinya dan keluarga hanya bisa mendoakan agar pelaku sadar dan tidak melakukan kejahatan yang menyebabkan anak-anak kecil menjadi korban lagi.
"Jangan lagi ada yang begini, cukup sudah sakiti keluarga korban," demikian tambah Roina.
"Jangan lagi ada yang begini, cukup sudah sakiti keluarga korban," demikian tambah Roina.
Menurut Roina, kondisi Trinity saat ini rewel, dan kerap mengerang kesakitan akibat luka bakar yang dideritanya.
"Namanya anak-anak pasti rewel. Dia menangis sepanjang malam dan ibunya tetap sabar. Bapaknya dalam perjalanan dari Laos, kan bapaknya TKI. Mohon doa dari masyarakat Indonesia untuk kesembuhan anak kami," demikian Roina memohon dukungan doa.
Trinity sendiri mengalami luka bakar lima puluh persen dari tubuhnya, kondisinya pun sempat mengalami kritis dan hingga saat ini masih menjalani perawatan serius di Rumah Sakit Umum Daerah AW Syahranie.
Selain Trinity (4), ada 2 korban lain yang masih dirawat yaitu Alvaro Aurelius (4) dan Anita Kristobel (2). Sedangkan Intan Olivia Marbun (3) yang juga sempat dirawat di rumah sakit yang sama meninggal dunia karena mengalami luka bakar hingga 75 persen dan kerusakan paru-paru.
Mari terus berdoa bagi para korban agar segera pulih dan juga bagi Indonesia agar tindak terorisme dan provokasi tidak terjadi kembali.
0 komentar:
Post a Comment