sumber : jawaban.com
Nama besar mendiang Bunda Teresa yang kini sudah ditahbiskan menjadi orang suci dengan gelar Santa Teresa, tak selamanya mendapat penghormatan. Masih ada saja pihak-pihak yang merasa peran dan pelayanannya justru tidak memuaskan dan tak menyenangkan.
Salahsatunya dikatakan oleh seorang warga Kalkutta dimana kehadiran Bunda Teresa saat itu untuk mengentaskan kemiskinan di kota itu justru di sisi lain membunuh karakter perkotaan. "Tiap kota punya identitas. Punya nuansa. Karena Bunda Teresa terkenal dan memenangi Nobel, Kalkutta jadi sangat bernuansa pemikiran Barat. Sengaja atau tidak, saya merasa dia merampok Kalkutta untuk identitasnya," kata Banerji kepada NBC News.
Kritik lainnya yang muncul, terutama komunitas di India, adalah yang dilakukan Bunda Teresa menyimpang dari yang ia pelajari di agama Katolik. Ia lebih mengutamakan ketenaran ketimbang misinya yang seharusnya membantu orang. Bahkan ada yang menyebut bahwa dirinya pelit dalam memberikan standar pelayanan medis, memberi ceramah pada pasiennya, termasuk diktator dan sok jadi pahlawan. Pernah disebutkan juga bahwa terdapat gambar Bunda Teresa yang sebenarnya lebih suka berkeliling Kalkutta dengan pesawat pribadi.
Seorang dokter kelahiran Kalkutta yang berbasis di London, Aroup Chatterjee, bahkan menyebut apa yang diajarkan Bunda Teresa lebih berbahaya ketimbang baik. Ia melakukan riset soal Bunda Teresa dan menuliskan kritiknya dalam Mother Teresa: The Final Verdict.
Namun sosok Bunda Teresa memang tetap mendapat tempat tersendiri bagi setiap orang. Salah satunya adalah Kiran Kakumanu, warga India berusia 40 tahun yang saat bayi dibaptis oleh Teresa. Kini ia menjadi seorang pendeta. Demikian pula Abraham, warga India yang tinggal London. Menurutnya, kehidupan Bunda Teresa adalah contoh unik di masyarakat. "Dia mempraktikkan Kristiani. Kebanyakan umat Kristen hanya menghabiskan waktu mereka untuk membicarakan soal itu," kata Abraham saat diwawancara AFP.
Santa Teresa yang terlahir dengan nama Agnese Gonxha Bojaxhiu itu dikenal dunia melalui pelayanannya bersama Misionaris Cinta Kasih di Kalkutta India. Kasihnya mengundang simpati dan penghormatan dari seluruh umat didunia, dimana setiap orang miskin dan sekarat dirawat sepenuh hati dengan tindakan langsung dan tanpa pembatasan. Teresa tutup usia pada 5 September 1997 diusia 87 tahun di kota yangtidak mau ia tinggalkan itu.
0 komentar:
Post a Comment