Jacques Hamel, pendeta senior gereja Katolik Saint-Etienne Prancis yang dibunuh oleh gerombolan teroris ISIS pada Selasa (26/7) lalu, ternyata dikenal sebagai sosok yang berjasa membantu pembangunan masjid di kota itu.
Hal itu dikatakan oleh Komunitas muslim setempat, salah satunya adalah Mohammed Karabila, Imam Masjid Jami Kota Saint-Etienne, yang mengaku berteman baik dengan Hamel. "Kami membicarakan agama dan pentingnya antarumat hidup berdampingan. Romo Hamel adalah sobat saya, orang yang tidak diragukan lagi bersedia melakukan apapun untuk membantu orang lain," kata Karabila seperti dilansir Le Express, Rabu (27/7).
Atas kejadian pembunuhan tersebut pihaknya mengaku terpukul dan mengutuk keras kejadian tersebut. Karabila menambahkan bahwa dirinya bersama Hamel aktif dalam forum komunikasi umat beragama kota selama 18 bulan terakhir. "Saya tidak paham tujuan teror ini. Seluruh doa kami ditujukan untuk keluarga mendiang dan komunitas Katolik," kata Karabila.
Masjid Jami Saint-Etienne dibangun di atas lahan hibah oleh Dewan Gereja. Hamel bersama pengurus paroki membantu proses hibah tersebut pada tahun 2000. Salah satu pelaku penyerangan gereja Katolik Saint-Etienne diidentifikasi bernama Adel K (19), warga lokal keturunan Timur Tengah.
Sementara itu Presiden Francois Hollande, yang tiba di lokasi beberapa jam setelah kejadian, mengatakan negaranya dalam kondisi perang melawan ISIS yang sudah mengaku bertanggung jawab atas serangan di gereja Saint-Etienne. Hollande segera menelepon Paus Fransiskus untuk mengucapkan dukacita karena seorang pendeta terbunuh. "Ketika seorang pendeta sampai diserang, seluruh Prancis berduka," kata Hollande.
0 komentar:
Post a Comment