Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bekasi bereaksi cukup tegas terhadap pihak-pihak dari massa intoleran yang mengganggu dan mempersoalkan peribadahan Gereja Kristen Pasundan (GKP) Jemaat Cimuning Bekasi. Kesbangpol mengatakan akan membahas persoalan ini secepatnya.
"Kita agendakan Rabu, lusa, akan diagendakan pembahasan gereja itu. Prinsip kita, akan memfasilitasi warga kita yang mau beribadah. Kita akan minta penjelasan kepada semua pihak untuk menentukan langkah ke depannya," ujar Kepala Kesbangpol Bekasi, Momon Sulaeman, Senin (20/6), seperti dirilis SuaraPembaruan.
Momon mengatakan, Jemaat GKP Cimuning sudah lama beribadah di lokasi tersebut. Dan selama itu, tidak ada pihak-pihak yang mempersoalkan peribadatan mereka. Momon menambahkan, pihaknya berpedoman, apabila warganya akan beribadah tidak boleh ada satu pihak pun yang menghalangi-halangi mereka untuk beribadah. "Persoalan ini muncul, setelah adanya kabar pemalsuan dukungan tanda tangan warga saat mengurus proses perizinan sehingga timbul penolakan. Saya akan panggil pihak yang menentang, apa maksudnya untuk menghalang-halangi orang beribadah. Memangnya, mereka melakukan pencurian?".
Menurutnya tempat ibadah GKP Cimuning sudah lama berdiri dan semestinya para jemaat mengurus izin sementara kepada warga sekitar lokasi gereja. "Saya dengarnya, mereka dalam proses pengurusan izin sementara, izin kepada warga sekitar," ungkap Momon.
Tetap Beribadah
Sementara itu jemaat GKP Cimuning sendiri tetap melaksanakan ibadah pada Minggu (19/6) siang dengan diikuti oleh sekitar 200 jemaat dengan pengawalan dari aparat kepolisian, TNI serta tokoh masyarakat dan tokoh agama Kelurahan Cimuning, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, Jawa Barat,
Dalam kotbahnya, Pendeta Harry Kurniawan Dani, meminta jemaat tetap bersemangat ibadah meskipun situasi saat ini kurang kondusif karena adanya penolakan dari ormas setempat. Selain itu dirinya mengatakan bahwa untuk menjaga keamanan para jemaat, Majelis Jemaat GKP Cimuning telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengubah jadwal kebaktian pada Minggu (26/6) mendatang dan seterusnya, akan dimulai pukul 08.00 WIB.
Sebagai wujud dukungan dan solidaritas, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) telah melakukan kunjungan khusus kesana, dimana Sekretaris Umum PGI Pdt. Gomar Gultom, MTh sendiri yang melakukan kunjungan pastoral tersebut juga mengikuti ibadah bersama, pada hari Minggu (4/7).
0 komentar:
Post a Comment